Kamis, 16 Maret 2017

Jual Endek Mastuli Murah Terbaru Warna Kuning | Whatsapp/Hp : 081999114482 (XL)



Kamen Endek Mastuli Murah Terbaru Warna Kuning

Harga : Rp. 485.000

Bahan : 100% Handmade, sutra asli
Dibuat oleh penenun asli dengan benang emas, tidak kaku dan bisa di pakai ke pura, acara pending seperti pernikahan, potong gigi.Bisa dipakai untuk Kundangan juga.

Untuk pemesanan silahkan hubungi admin kami di bawah ini

Whatsapp/Hp : 081999114482 (XL) *recommeded
BBM : 5B73E476
Email : kainbaliya@gmail.com
Dapatkan produk kami paling update di instagram : Kainbaliya
dan fanpage facebook : @jualkainbaliya





Macam – Macam Kain Tenun Yang Ada Di Indonesia

1.Tenun Ulos
Tenun Ulos adalah satu busana khas Indonesia,secara turun temurun ulos dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera utara. Suku yang satu ini memang menyebut jenis tenun ikat sebagai ulos. Bukan hanya satu, masyarakat Batak memiliki beragam jenis ulos yang masing-masing punya kegunaan spesifik. Ada ulos yang selalu dipakai saat sukacita, namanya Ulos Bintang Marutur. Sementara itu, ada juga ulos dukacita yang dipakai saat melayat orang meninggal, yang disebut sebagai Ulos Antak-Antak.
Selain digunakan untuk upacara adat ada juga ulos yang kerap dipakai untuk menambah estetika penampilan, yaitu ulos pinan lobu-lobu. Dari semua itu, ulos pinuncaan adalah tenun yang digadang-gadang sebagai tenun termahal buat suku batak. Fungsinya pun ganda, bisa digunakan untuk acara adat sukacita maupun dukacita, tentunya dengan syarat-syarat tertentu. Untuk warna ulos, rata-rata tenun dari suku ini cenderung menggunakan warna netral, seperti hitam dan cokelat. Namun, ada juga warna-warna cerah.

2.Tenun Gringsing
Kain gringsing adalah satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel ikat dan memerlukan waktu 2-5 tahun. Kain ini berasal dari Desa Tenganan, Bali. Umumnya, masyarakat tersebut memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan dalam upacara khusus. Kata gringsing berasal dari gring yang berarti ‘sakit’ dan sing yang berarti ‘tidak’, sehingga bila digabungkan menjadi ‘tidak sakit’. Maksud yang terkandung di dalam kata tersebut adalah seperti penolak bala. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain, dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain gringsin.
Motif kain gringsing sendiri menggunakan tiga warna yang disebut tridatu. Pewarna alami yang digunakan dalam pembuatan motif kain gringsing adalah 'babakan' Kepundung putih yang dicampur dengan kulit akar mengkudu sebagai warna merah, minyak buah kemiri yang dicampur dengan air serbuk/abu kayu sebagai warna kuning, dan pohon Taum untuk warna hitam.
Untuk motifnya Tenun Gringsing memiliki beragam motif seperti Lubeng, Sanan Empeg, Cecempakaan, Cemplong, Gringsing Isi, Wayang, Batun Tuung

3.Tenun Sumba
Tenun sumba adalah salah satu bentuk seni kerajinan yang dihasilkan oleh kum perempuan dari sumba,NTT. Kerajinan tenun itu berupa sehelai kain yang penuh hiasan dekoratif yang indah, dengan disain menarik, komposisi harmonis, dan bentuk-bentuk ragam hiasnya mempunyai karakteristik tersendiri. Kain tenun dari Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dianggap sebagai warisan dunia, dilihat dari keunikannya di antara berbagai tradisi wastra yang masih lestari hingga saat ini, dimana perannya penting dalam upacara adat masyarakatnya.
Motifnya yang bernuansa fauna seperti burung, rusa bertanduk, ular merayap, kura-kura, dan buaya merupakan simbol yang dimaknai sebagai raja dan penguasa.



4.Tenun Lurik
Kain lurik berasal dari bahasa jawa, lorek yang berarti garis-garis yang berati sebuah lambang dari sebuah kesederhanaan . Pada jaman dahulu kain lurik berasal dari sebuah pedesaan di wilayah Jawa. Awalnya kain lurik ini dibuat seperti selendang yang fungsinya sebagai kemben atau penutup dada wanita.
Pada awalnya, motif lurik masih sangat sederhana dan warnanya pun masih hitam dan putih atau kedua warna ini di kombinasikan. Pada jaman dahulu pembuatan kain lurik ini dengan cara mempersiapkan benang terlebih dahulu. Benang ini berasal dari tumbuhan perdu dengan warna hitam dan putih.
Pada dasarnya kain lurik hanya bermotif garis-garis, tetapi variasinya snagat banyak. Diantaranya terdapat berbagai macam corak kain lurik, yaitu corak klenting kuning, sodo sakler, lasem, tuluh watu, lompong keli, kinanti, kembang telo, kembang mindi, melati secontong, ketan ireng, ketan salak, dom ndlesep, loro-pat, kembang bayam, jaran dawuk, kijing miring, kunang sekebon, dll.

5.Tenun Toraja
Kain Tenun Toraja merupakan Simbol yang khas keterikatan manusia dengan alam dan lingkungannya dan salah satu warisan leluhur yang masih di jaga kelestariannya sampai saat ini.
Kain Ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam budaya masyarakat Toraja . Kain tenun memegang peranan penting dalam berbagai upacara adat, juga berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan. Di masa lampau hanya orang-orang tertentu saja yang mampu memiliki kain-kain tersebut misalnya kaum bangsawan atau masyarakat ekonomi mampu.
Untuk motif, kain tenun Toraja biasanya bercorak tongkangan, yang merupakan rumah adat di daerah tersebut dan kerbau. Motif-motif tersebut merupakan gambaran kehidupan masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Mengenai maknanya sendiri juga merujuk pada kehidupan alam dan keseimbangan bermasyarakat.

6.Tenun Ikat Troso
Tenun ikat troso atau kain ikat troso adalah kriya tenun Jepara tepatnya dari Desa Troso dan berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.
Benang yang digunakan adalah benang pakan yang dimasukkan melintang pada benang lungsin ketika menenun kain. Benang pakan digerakkan oleh tangan atau oleh mesin, dan diselipkan di sela-sela benang-benang lungsin. Sedangkan Benang lungsin atau benang lusi adalah benang tenun yang disusun sejajar (biasanya memanjang) dan tidak bergerak (terikat di kedua ujungnya), yang padanya benang pakan diselipkan.
Tenun Troso memiliki berbagai macam motif seperti Tenun Sutra, Tenun Rangrang, Tenun Rajut, Tenun Endek, Tenun Motif Skaf dan Tenun Motif Kalimantan dan lainnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar